Opname lagi dan bertemu Medis Medis baru
Part 1
Sebenarnya kejadian ini sudah dua minggu berlalu, tepatnya Jum'at, 8 Mei 2020. Lagi-lagi nenek harus dilarikan ke rumah sakit untuk ke tiga kalinya dalam tiga bulan berturut-turut. Jaraknya hanya hampir tiga minggu dari opname pertama, kedua, dan kali ini. Masih dengan keluhan yg sama, nenek mengeluh sakit dan mulas perutnya disertai muntah dan pusing, juga jantung yg berpacu terlalu cepat.
Tubuhnya yg renta tentu saja tidak kuat untuk menahan rasa sakit itu semua hingga lunglai tanpa tenaga. Hingga akhirnya Dokter meminta nenek untuk opname barang tiga atau empat hari sembari diperiksa. Tapi karena bertepatan dengan hari sabtu dan minggu, esok harinya tidak akan ada pemeriksaan. Hari senin pun batal melakukan pemeriksaan, pihak keluarga tidak menyetujui untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat medis endoskopi yg digunakan memeriksa lambung dan usus nenek.
Pemeriksaan ini tidak disetujui karena kemungkinan akan memberi efek sakit pada tenggorokan dan bagian dalam perut. Pasalnya Prosedur Endoskopi Lambung (Gastrologi) ini dilakukan dengan menggunakan endoskop, yakni sebuah alat berbentuk selang dengan kamera di bagian ujungnya. Kemudian alat endoskop ini akan dimasukkan melalui mulut ke lambung dan akan diteruskan ke usus duabelas jari. Yg tentunya sebelum melakukan tindakan akan memberikan anastesi dengan menyuntikkan atau menyemprotkan cairan obat penenang atau obat bius ke tenggerokan agar tidak merasa sakit dan mual.
Gastroskopi bertujuan untuk mengamati kondisi kerongkongan (esofagus), lambung, dan usus 12 jari (duodenum). -alodokter-
Selain tidak tega dengan prosedurnya, perawatan juga memberi opsi ke dua yaitu pemeriksaan yg disebut Fluoroskopi.
Kemudian pada hari Selasa, 12 Mei 2020, nenek diharuskan melakukan tiga rangkaian pemeriksaan. Diantaranya ;
- Ultrasonography (USG)
- Fluoroscopy Radiology
- (Maaf aku lupa istilah medis nya, nanti kalau ke RS lagi aku catat)
Istilah medis ini sudah umum ditelinga kita terlebih lagi wanita yg sudah pernah hamil.
Ultrasonography (USG) adalah prosedur pencitraan menggunakan teknologi gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk memproduksi gambar tubuh bagian dalam, seperti organ tubuh atau jaringan lunak.
Pada tahap ini, nenek melakukan pemeriksaan pada area perut dan leher.
Fluoroskopi adalah sebuah metode pemeriksaan sinar-X untuk menghasilkan gambar bersekuel menyerupai video.
Metode ini digunakan untuk mengamati kondisi organ tubuh secara langsung (real time). Serupa dengan CT scan, fluoroskopi menggunakan pancaran sinar-X dalam menangkap gambar. Pada tahap ini, nenek mendapatkan Pemeriksaan gastrointestinal. Dalam prosedur ini, pasien akan diberikan pewarna kontras yang diminum untuk membantu pengamatan kerongkongan (esofagus), lambung, usus kecil, usus besar, anus, hati, kantung empedu, dan pankreas.
Tes tekanan darah adalah pemeriksaan dengan alat khusus bernama sphygmomanometer, yang bertujuan mengukur tekanan pada pembuluh darah arteri ketika jantung berdenyut. Tes ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan dokter rutin guna mendeteksi adanya tekanan darah tinggi (hipertensi).
Gambar diatas adalah alat pengukur tekanan darah dan detak jantung yg biasa digunakan di rumah sakit tempat nenek opname. Tapi pemeriksaan nenek kemarin menggunakan alat yg lebih besar dengan menjepit tiga jari kaki, tiga jari tangan, dan memasang manset pengukur tekanan di pergelangan kaki. Kemudian memencet tombol dan akan keluar hasil tes dengan gambar melalui printer. Kurang lebih seperti ini, namun hanya terfokus pada aliran darah (ngga bisa cara jelasinnya).
Serangkaian pemeriksaan yg dimulai pada pukul 09.40 pagi ini akhirnya selesai pada pukul 12.15. Aku dan nenek lalu bergegas menyantap nasi makan siang yg mulai dingin karena sudah terlewat beberapa menit dari jadwal antar. Sejak pertama opname, kami sudah memesan masakan rumah sakit yg akan diantar 3x sehari. Meskipun rasanya kurang sedap tak mengapalah, setidaknya mengurangi ruang gerakku di rumah sakit dalamasa pandemi ini.
Bagi para PMI sepertiku ini, aroma dan suasana rumah sakit akan sering kami jumpai. Entah itu seminggu sekali, sebulan sekali atau bahkan opname yg membuat kami akrab dengan peralatan medis.l dan lainnya. Selain merawat nenek yg sakit, aku juga belajar banyak tentang hal hal berbau medis yg tentu saja tidak mudah ku dapatkan saat di Indonesia. Maklum saja, alhamdulillah selama dirumah jarang masuk ke rumah sakit baik itu menjenguk ataupun memeriksakan diri.
Komentar
Posting Komentar