ZONA #1 Hari ke-13
“Aku sedih Maaah”
Tantangan komprod hari ke-13.
Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Diatas adalah foto yg diambil saat mereka berkumpul, bermain bersama. Meskipun tidak kumpul semua saudara, setidaknya mengobati kerinduan aka saudara yg jauh disana. Jakarta.
Karena Jakarta akan PSBB lagi, Emba memutuskan untuk segera berangkat ke Jakarta lagi untuk menghindari proses yg rumit.
Tak ada se siapapun yg menyukai perpisahan sekalipun akan bertemu lagi. Begitupun anak anak khususnya Daffa. Ketika siangnya dipamitin mau pulang, Daffa masih fine fine dan ceria seperti biasa. Tapi tiba saatnya detik detik keberangkatan, Daffa berubah 180 derajat.
Sepulang ngaji ba'da maghrib, kuajak Daffa kerumah embahnya untuk menyalami saudara yg akan pulang ke Jakarta. Awalnya ia girang sekali tapi sesampainya, Daffa enggan turun dari motor. Mau turun tapi menyembunyikan wajahnya di punggung ku. Ku ajak duduk, dia malh menutupi kepalanya dengan jilbabku serta memelukku erat.
Yah, namanya juga anak anak, jahilnya keluar.
“Yaaah, Daffa nangis kita mau pulang” ledek zikri sambil memegang kepala yg disembunyikan
Mulailah tangisan Daffa pecah dan meminta pulang saat itu juga. Akhirnya kami pun pulang.
Sesampainya dirumah.
“Daffa kenapa?, kok di sana tadi malah nempel mamah terus. Ngumpet terus. Kan kaka Ifah sama yg lain pengen liat Daffa, besok udah ngga ada mereka disini”
“Tapi kan Daffa ngga mau mah, ntar sama maah disuruh salim (salaman) kan?” jawabnya dengan bibir keriting menahan tangis
“Mereka cuma pengin pamitan sama Daffa, ketemunya kan ngga tau kapan lagi”
“Kalau kangen kan tinggal telfon aja sih mah, Daffa ngga mau kalau harus salim sama kaka Ifah” mulailah air matanya menetes
Aduuuh, ikut terenyuh hati emak mas. Ikutan mau mewek jadinya.
Aku tahu bahwa Daffa belum bisa mengungkapkan perasaan sedihnya. Jadilah emaknya bahan pelampiasan. Daffa emang paling deket sama Afifah, anak pertama kakak iparku. Dan mungkin kaget juga karena baru sebentar kumpul semua tapi cuma 4 hari harus berpisah lagi.
Tapi alhamdulillah dengan penjelasan yg mendetail akhirnya Daffa mengerti bahwa ada pertemuan maka akan ada perpisahan juga.
“Daaah, nanti kalau ayah pulang baru kita yg ke rumah kaka Ifah di Jakarta. Sekarang Daffa ikut pamitan yuk sambil dada dada ke mereka”
“Yuk mah”
“Ngga akan kaya tadi lagi kan?. Kalau mau kaya tadi lagi mending ngga usah kesana”
“Ya, Ok. Tapi engga turun kerumah embah”
“Siiiaaaap”
Daffa mulai ceria lagi. Kami seger meluncur ke sana. Sekitar 2-3 menit sampailah di jalan depan rumah embah. Dihalaman kosong. Tak ada lagi mobil terparkir disana. Tatapan mata Daffa sayu seolah menyesali keterlambatan nya.
“Yaaah, udah berangkat mas. Gimana dong?”
“Ya udah pulang lagi aja lah mah”
“Ngga mampir kerumah mbah?”
“Ngga mau”
Daffa lesu sekali.
Komentar
Posting Komentar