Selamat datang Madu-Ku

Part satu Welcome Madu-ku Sebenarnya aku bingung mau bagaimana menuliskannya. Semalam, seorang teman bercerita tentang kisah barunya yg membuatku menangis seketika itu. Panggil saja ia Rahma (nama samaran), aku sudah berjanji untuk tidak menulis identitas aslinya meskipun pada kenyataan cerita ini tidak akan lagi menjadi rahasia umum. Untuk menulis ini, aku sudah mendapatkan ijin dari mba Rahma sendiri yg sepertinya memang ingin menuliskan. Tapi perasaan seolah enggan memberinya ijin “ Apa kisah nyata ini perlu dituliskan?” tulis mba Rahma pada WA-story nya Awalnya aku membaca WhatsApp story pertamanya yaitu foto yg menunjukkan salah satu jari mba Rahma berdarah. Disana tertulis caption “ Ya Allah, ini belum seberapa 😭”. Sontak aku langsung membalas “ Kenapa mba ?” Selang satu jam lebih ada balasan dari mba Rahma. Isinya satu vidio dan sebuah pertanyaan yg kujawab tunai dengan tangisan. “ Menurutmu gimana mba?” tulisnya. Lalu ku buka vidio itu, ku baca perlahan dengan mata yg terus ...