Aliran Rasa (ku) di tahap menemukan Kompas Peradaban
Sebenarnya aku bingung mau menulis apa?, karena tiap kali mengerjakan tugas Misi selalu disisipin rasa (ku) selama di Ibu Profesional. Tapi tidak ada salahnya juga sih mengalirkan rasa (ku) lagi yg belum tersampaikan.
Ehmmm,
Alhamdulillah sekali aku bisa menjadi bagian dari keluarga Ibu Profesional. Khususnya di kelas Matrikulasi batch #8 sekarang ini. Selama proses belajar, jujur saja aku sempet dan sering minderπ. Aku minder dan merasa kecil jika ku bandingkan sendiri dengan teman-teman pembelajar lain yg memiliki background pendidikan tinggi dan berpengetahuan luas. Aku sering kali berdecak kagum ketika membaca tulisan mereka entah saat menyetorkan tugas, ataupun tulisan yg mereka share di kolom komentar. Ide dan opini yg mereka tulis semuanya mengandung makna, hidup dan juga menginspirasi, sampai kadang aku sendiri bingung mau menulis apa? Berkomentar apa?. Rasanya opini ku masih sepucuk kuku mereka, dan masih mentah sekali π.
Terlebih lagi saat iseng-iseng ngintip profil fb manteman Matrikan. Hhhh.... Aku langsung menghela nafas berat. Disana tertulis perguruan tinggi yg pernah mereka singgahi untuk mengenyam ilmu pendidikan yg tentu saja menghasilkan titel tinggi. Pekerjaan mereka juga bergengsi. Lalu apalah aku yg cuma lulusan SMK dan kemudian mengais rejeki di negri orang menjadi seorang perawat lansia plus plus. (Plus pekerjaan rumah lainnya)
Tapi, tidak butuh waktu lama untuk bergelut dengan rasa minder dan malu ku. Waktuku benar-benar tidak cukup untuk itu semua. Biasanya aku yg dikejar-kejar waktu agar bisa menyelesaikan tugas rumah, karena lebih suka mengerjakan di last minute nya Hehee π. Dan sekarang, giliranku yg mengejar waktu, me-manage waktu agar bisa ontime menyimak materi, mengerjakan tugas tanpa tertinggal. Dan aku masih kesusahan π£.
Sekarang mau tidak mau aku harus aktif dan ikut berbaur dengan teman matrikan lainnya. Aku tidak lagi mempermasalahkan background, titel, pekerjaan dan yg lainnya lagi dengan teman sekapalku. “Karena Ibu Profesional mengajarkan ku untuk selalu mengapresiasi diri, bahwa segala hal yg kita lakukan adalah bermakna”. Itu yg kemudian membuat pikiranku terbuka lebar. Aku bangga menjadi keluarga Matrikulasi batch #8 Ibu Profesional. Aku bangga, karena Ibu Profesional merangkul siapa saja tanpa memandang siapa dia, dari mana dia, berpendidikan apa dia, bekerja sebagai apa dia?. Aku bangga dikelilingi orang-orang hebat, dan aku bisa belajar banyak dari mereka.
“Aku yg awalnya menilai diri bukan siapa siapa, tapi di Ibu Profesional aku dituntut belajar untuk tau siapa aku dan mau menjadi apa aku”
Perbedaan yg ada adalah suatu hal yg menyatukan dan membuat keunikannya sendiri. Bayangkan saja jika kita semua sama, pasti tidak ada yg seru π. Seperti halnya Indonesia yg Bhineka Tunggal Ika. Matrikulasi Ibu profesional itu seru, segala rasa ada disana terutama degdegan menanti misi selanjutnya.
Di misi pertama, Menemukan Kerang Istimewa, aku mendapatkan bekal 3B (Benar, Baik, Bermanfaat). Jadi, setiap apapun yg akan kita lakukan atau bicarakan haruslah punya alasan yg merujuk ke 3B itu. Kenapa? Agar kita bisa melatih skeptical thinking yg sangat kita perlukan di era digital saat ini.
Apakah benar?
Apakah baik?
Apakah bermanfaat?
Dan itu membuat ku lebih berhati-hati saat akan melakukan sesuatu.!
Misi ke dua, Membuka cangkang dan mengambil mutiara. Aku berhasil memecahkan teka-teki yg berisi prinsip berkomunitas yaitu, semua boleh kecuali yg tidak boleh. Kita bebas beraktivitas, berpendapat, bescerita ria namun tetap ada pengecualian. Semua itu membuat ku lebih berpikir positif dan tidak sembrono dala bicara atau menulis agar terhindar dari hal yg merugikan diri sendiri, teman, ataupun masyarakat umum.
Lalu di misi ketiga aku seorang ibu dan istri yg belum bisa menjalankan perannya tertampar oleh ini,
Ku baca berulang-ulang, lalu aku lari ke kamar mandi dan menatap cermin. Kupandangi pantulan diri yg ada di depan itu, aku bergumam, Oh... Seperti inilah diriku. Masih banyak sekali kekeliruan yg ku lakukan. π³
Tidak cukup sekali ku baca pandun CoC (code of conduct) yg pekan lalu jadi tugas misi ke 3. Aku jadi mengkroscek apa yg sudah pernah aku lakukan, mencocokkannya dengan CoC yg sebenarnya dikhususkan untuk yg ada di dalam Ibu Profesional. Apakah perbuatanku termasuk perbuatan bermartabat atau malah perbuatan nista? π₯π₯
Inilah kenapa pada akhirnya nya aku yakin dan mantap bahwa aku sudah memilih langkah yg benar dengan mengikutsertakan diri menjadi bagian dari Ibu Profesional di tahap Matrikulasi ini. Karena,
Jika aku tidak memulai langkah ku sendiri, maka tidak akan ada yg berubah dari diriku. (Berubah menjadi lebih baik)
Semua perubahan akan terjadi saat aku mulai membuat langkah. Ya, dimulai dari diriku sendiri. Dan pada misi ketiga pekan lalu kami di tugaskan untuk menulis aksi yg bisa kami lakukan untuk membumikan CoC. Tentunya sesuai dengan diri kami masing-masing.
Penjelajahan ini akan jadi bekalku mengarungi peran nyata sebagai ibu, istri dan perempuan saat waktunya tiba nati. Saat langkah ku membawa pergi meninggalkan tanah rantau ini.
Loh loh, kok jadi panjang lebar kali tinggi gini, padahal tadinya mau curhat singkat aja π.
Tapi yoweslah....
Salam jelajah untuk teman sekapal,
Dear sahabat WI
Terimakasih banyak karena telah membersamai kami dengan begitu sabar, terimakasih karena telah memberi arahan sehingga pikiran kami terbuka lebar, luas memandang ke segala sudut terkhusus memandang diri. Terimakasih atas respon positif nya yg men-charge semangat kami π
We love you all ππ
#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah
#ibuprofesionalasia
Komentar
Posting Komentar