Semua Aku Dirayakan

Semua Aku Dirayakan
By : Nadin Amizah

“Terima kasih, ” katanya
semua aku dirayakan
“Jangan menangis, ”
ku dibuai sampai tenang

Diciumnya api marahku
Ternyata kacau bisa luluh
“Jangan menangis”
Biar tenang ku dibuai

Jika malam datang dan takut menyerang
Kau genggam apa yang kuragukan
Tiada yang bilang badainya kan reda
Berhadapan dengan cahaya yang kerap membutakan

Tiada yang bilang jawaban kan datang
Jauh dari seram yang selama ini telah kubayangkan

Semua aku dirayakan
Hati ku seberat dunia
Semua bentuknya kau rayakan
Menangis pun kau penuh tenang ku dibuai



Huhuhu.... 😭
Dengerin lagu ini sambil nyari-nyari kenangan digaleri langsung mewek kaya pas dengerin lagu "bertaut".

Bukan ingin ikutan yg lagi trend karena lagu ini, apalagi ingin jadi pemenang dengan "semua aku dirayakan".

Lebih dari itu, lagu ini punya makna yg deep banget buat aku pribadi. Yaaa, dimana kebanyakan trend yg muncul ditiktok tuh menceritakan betapa bahagianya karena disetiap momennya selalu ada perayaan yg "diabadikan". Yups, itu keren banget dan saat ini aku juga berusaha melakukannya untuk anakku meski hanya sebuah jepretan kamera hape biasa. Itu sudah lebih dari cukup sebab aku yg belum sempat menjurnal atau hanya sekedar mencetak fotonya.

Lalu apa tujuannya darisemua itu?

Kenangan

Yuups, kenangan yg bisa dikenang bila masa rindu itu tiba.

Lalu what about me?

Saat aku kecil, kamera, hp dan alat potret lainnya masih hal yg sangat mewah bahkan jarang sekali lihat kecuali di tukang foto. Dan kayanya aku juga ngga punya foto masa kecil selain pas foto rapor sekolah hehehe. Ngga masalah sih karena masa itu memang belum zamannya peralihan teknologi. Jadi ada dan ngga adanya potret masa kecil ya bukan masalah besar untukku. 

Bagiku hal yg paling penting adalah perjalanannya. Dan aku merasakannya saat ini, setelah aku punya anak sendiri. 

Bagaimana bersyukurnya Bapak dan Ibu saat aku lahir ke dunia melengkapi cinta kasih mereka. Betapa bahagianya Bapak Ibu  bisa mendidik dan membesarkanku hingga sampai saat ini. Melihatku berkembang dari waktu kewaktu sampai aku semandiri ini. Walau begitu aku tanpa kalian bukanlah apa-apa.

Pas ngedit vidio ini tuh mewek berkali-kali kalau diputar ulang. Hiks 😭

Bagiku, lagu ini bukan hanya soal perayaan yg menye-menye. Lagu ini lebih membawaku ke perayaan rasa syukur atas apa yg sudah terjadi. Entah itu sedih, senang, bahagia, terluka dan milyaran rasa yg pernah singgah. 

Dear duniaku,
Bapak dan Mamah

Ngga papa kok, Mah, Pak, Aku ngga punya foto masa kecil. Beneran ngga papa. Kalian tau ngga? lebih dari sekedar gambar foto, dikepalaku ini sudah tersimpan jutaan rekaman kenangan kita, aku diwaktu kecil sampai saat ini. Jadi meski tanpa diabadikanpun aku tau, kasih sayang kalian luasnya tak terbatas.

Mah, Pak. Bukan yg harus dengan acara bagus, baju bagus, dan ada makanan enak. Bagiku setiap hari adalah sebuah perayaan. Sekecil apapun itu momennya, bagiku itu berharga. Entah itu tersenyum, tertawa, menangis, kecewa, sakit hati dan semua rasa yg ada. Bahkan Boy Candra aja pernah menulis buku yg berjudul "Merayakan Kehilangan". 

Aku pernah iri karena melihat orang lain punya kehidupan yg begitu beruntung. Tapi setelah direnungkan lagi, setiap orang memang sudah punya porsinya masing-masing. Setiap orang punya jalan hidupnya sendiri dan takdirlah yg membawa itu semua. 

Seperti aku yg ditakdirkan menjadi putri kecil kalian Mah, Pak. Aku bisa membayangkan betapa bahagianya saat aku dilahirkan ke dunia. Rasa syukur kalian adalah perayaan untukku. 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Why am I getting surgery? (Fen Liu)

I am an UAENA

Edamame Lada Hitam ala Taiwan